Kapal Laut Pilihan Paling Masuk Akal Pemudik Nunukan ke Sulawesi

Table of Contents

Sebulan sebelum libur, rekan kerja yang tergolong pemudik kelas kakap sudah bertanya-tanya.

"Naik apa nanti? Booking memanglah, nanti habis tiket". 

Fatwa orang spesialis mudik tak boleh diremehkan. Mereka sudah masuk golongan ahli. Tak seperti fatwa orang-orang random di medsos. Aku baca di kitab Imam Al Ghazali, bahwa fatwa terpercaya didengarkan dari pemimpin, orang yang diperintah, dan orang yang ditugaskan karena keahliannya. 

Ok. Kita mengikut mereka. Tiket harus di-'booking' lebih awal. 

Ada dua opsi jika ingin mudik dari Nunukan ke Sulawesi. Opsi pertama pesawat terbang. Pesawat terbang menawarkan kecepatan. Cepat tiba di tujuan, cepat habis THR. Harganya rata-rata di atas dua juta per hidung. Kalau empat hidung, harganya setara beli motor Jupiter bekas. Belum lagi ongkos speedboat dari Nunukan ke Tarakan, hampir 300 ribu per hidung. Di Nunukan belum ada bandara besar. 

Tiba di Makassar, pun harus naik travel ke kampung halaman. Kampung halamanku bukan di Kota Makassar. Dari Makassar ke Polewali Mandar atau Sinjai sekitar 150 ribu untuk satu pantat. Ngeri juga biayanya, 10 juta untuk transportasi saja. 

Opsi kedua kapal laut. Kapal laut ada dua pilihan. Pilihan pertama kapal swasta dengan waktu perjalanan dua malam satu hari. Tiketnya sekitar 800-an per badan. Kapalnya agak kecil, rawan terayun-ayun di perjalanan. Rute perjalanan Nunukan - Parepare. 

Pilihan kedua kapal PELNI. Perjalanan sekitar dua hari dua malam. Rutenya Nunukan - Balikpapan - parepare. Pada rute tertentu singgah di Pantoloan Sulawesi Tengah, sebelum ke Balikpapan. Bertambah sehari kalau rutenya Pantoloan. 

Harga tiket PELNI sekitar 400-an per badan. Bisa di-upgrade untuk dapat kamar dengan kamar mandi dalam. Biaya 'upgrade' satu jutaan lebih per kamar. Satu kamar memuat empat orang. 

Hitung-hitung biaya panjang ini bisa ditebak endingnya. Aku dan keluarga memilih Kapal PELNI. Selain hitungan biaya. Kapalnya juga agak besar. Agak kurang ayunan. Falisitas lumayan. Ada kasur gratis, charger handphone gratis, kamar mandi bersih. Karena kapalnya singgah di beberapa pelabuhan, bisa beli menu ikan bakar untuk makan lebih baik. 

Kelemahan kapal itu di menu makanannya. Gizinya kurang cocok bagiku, terutama lauknya. Meskipun saat bagi makanan paket lengkap, air mineral, minuman fresh tea, kerupuk, nasi, sayur dan lauk. Selera orang berbeda-beda. Orang tertentu tidak selera, termasuk aku. Se-omnivora apapun diriku. 

Itulah alasan mengapa aku sebagai pengguna android menengah, dengan layar retak-retak memilih kapal laut. Lebih masuk akal. Lebih murah pastinya.

 Salam HEMAT, untuk seluruh makhluk pas-pasan di dunia ini.

1 comment

Comment Author Avatar
Anonymous
Tuesday, 08 April, 2025 Delete
Keren