Razan Al Najjar. foto ini beredar di facebook.com |
Razan Al Najjar adalah anak tertua dari enam bersaudara. Dia dilatih selama dua tahun sebagai paramedis di rumah sakit Nasser di Khan Younis dan menjadi sukarelawan dari Lembaga Bantuan Medis Palestina, sebuah organisasi kesehatan nonpemerintah. Dalam sebuah wawancara Ia mengatakan bahwa "menjadi tenaga medis bukan hanya pekerjaan untuk kaum pria".
Dilaporkan the guardian, Demonstrasi di Gaza berawal dari tuntutan agar orang-orang Palestina yang melarikan diri atau diusir dalam perang 1948 diizinkan untuk kembali ke bekas rumah mereka di dalam negara Yahudi.
Demontrasi mereka mencapai puncaknya pada tanggal 14 Mei ketika setidaknya 61 orang Palestina tewas dalam bentrokan ketika puluhan ribu warga Gaza memprotes pengalihan kedutaan AS di Israel ke Yerusalem pada hari yang sama.
Pada hari selasa (29/05/2018), Situasi semakin panas ketika militan Hamas menembakkan sejumlah mortir dan roket jarak pendek ke Israel selatan. Aksi ini adalah aksi balasan atas serangan Jet-jet Israel yang mengebom sedikitnya 65 lokasi militer di Gaza pada selasa malam.
Razan Al Najjar saat bertugas. Adel Hana/AP |
Pria yang diselamatkan Razan Al Najjar berhasil dibawa dengan ambulance sedangkan dia sendiri dikerumuni oleh paramedis lain. Ibrahim membawanya pergi, dengan bantuan dua orang lain, dan menemaninya di ambulans.
Razan Al Najjar setelah tertembak. Adel Hana/AP |
"Razan tidak menembak," kata Ibrahim. "Razan menyelamatkan jiwa dan mengobati yang terluka." Dia tiba di rumah sakit dalam kondisi serius, kata manajer rumah sakit, Dr. Salah al-Rantisi. Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Gaza di Khan Younis, di mana dia meninggal di ruang operasi.
Dalam wawancara video pada hari Sabtu, seorang wanita yang diidentifikasi sebagai ibu Najjar mengangkat rompi yang berlumuran darah dan berkata, "Ini adalah senjata putri saya yang dengannya dia melawan Zionis." Wanita itu juga memegang dua gulungan perban yang belum dibuka, dia mengaku menemukan di rompi anaknya dan berkata, "Ini adalah amunisinya."
Masih menurut ibunya, Razan Al Najjar sengaja ditembak karena militer tahu bahwa dia telah bertugas dengan gigih sejak 30 Maret .
Razan Al Najjar meninggal di hari yang sama saat Amerika Men-veto resolusi Dewan Kemanan PBB yang mengutuk Israel atas "kekuatan yang berlebihan, tidak proporsional dan tidak pandang bulu" dalam menanggapi demonstrasi di Gaza.
Militer Israel tidak memberikan penjelasan atas penembakan itu. Militer Israel pada hari Sabtu berjanji bahwa kasus itu akan diperiksa. Militer Israel mengatakan, "telah berulang kali memperingatkan warga sipil agar tidak mendekati pagar dan mengambil bagian dalam insiden kekerasan dan serangan teroris dan akan terus bertindak secara profesional dan bertekad untuk melindungi warga sipil Israel dan infrastruktur keamanan Israel."
Belakangan, akun Instagram Malak El Fahri mengupload foto penembak Razan Al Najjar. Disebutkan bahwa Penembak itu bernama Rebecca yang merupakan anggota dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Rebecca tentara IDF(Kiri) yang dituding menembak Razan Al Najjar (Kanan) Instagram Malak_elfahri |
Seperti dikutip dari the_emancipated, Minggu (3/6), Rebecca lahir dan besar di Boston, Amerika Serikat. Keluarganya merupakan penganut Yahudi yang taat. Meski berkewarganegaraan Amerika Serikat, namun ia tetap membela Israel yang dia tahu dan cintai. Belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel terkait tudingan terhadap Rebecca.
Sumber
www.theguardian.com
www.nytimes.com
www.heavy.com
www.kumparan.com
EmoticonEmoticon