foto : harian nasional |
Bermacam-macam pembangkit listrik telah dikembangkan. Pola pengembangan pembangkit ini berpusat pada Perusahaan Listrik Negara (PLN). Otomatis, segala bentuk pemenuhan kebutuhan listrik berada dalam lingkaran PLN.
Saya ingat waktu migrasi besar-besaran dari panel surya ke instalasi PLN di Desa Binalawan Pulau Sebatik. Kebutuhan tinggi akan energi listrik masyarakat memicu kejadian ini. Panel Surya belum mampu memberi "daya" yang dibutuhkan masyarakat.
Belakangan Pembangkit listrik Tenaga Gas juga tak mampu menjawab kebutuhan listrik. Masih harus dibantu oleh pembangkit diesel. Entah apalagi yang rusak hingga pemadaman bergilir kembali terjadi akhir-akhir ini.
Dominasi energi listrik oleh BUMN bisa jadi bukanlah jawaban atas kebutuhan masyarakat. Lampu-lampu bertenaga baterai isi ulang (recharge) pun hanya sementara dan berlatar belakang bisnis. Seharusnya pemerintah mengembangkan energi mandiri di rumah-rumah sebagai sumber energi alternatif.
Energi panas yang kita rasakan setiap hari dari matahari seharusnya dikonversi menjadi listrik skala rumahan. Jika selama ini panel surya dianggap mahal, kita bisa mencontoh Maladewa yang mengembangkan industri panel surya hingga mampu menekan harga pasaran.
Sebuah penelitian dari Mark keevers dan Martin Green, dua orang insinyur dari universitas New South Wales berhasil mencapai tingkat efisiensi hingga 44 %. Ini berarti 44 % energi matahari bisa dikonversi menjadi energi listrik yang sebelumnya hanya sekitar 20 % saja. Penemuan ini bisa menjawab masalah utama panel sel surya pada lemahnya daya listrik yang dihasilkan.
Indonesia adalah Negara yang berada di garis khatulistiwa. Rata-rata penyinaran maksimum matahari 5 sampai 6 jam perhari. Tentu adalah posisi paling startegis di dunia untuk pemanfaatan sinar matahari.
Lalu apa yang ditunggu?
Apakah PLN akan bangkrut jika pelanggannya punya energi mandiri?
Bisa jadi PLN akan bangkrut karena panel surya sendiri bisa berumur hingga 25 tahun. Tidak cocok dikelola oleh badan usaha (sekalipun milik Negara) yang membutuh keuntungan finansial .
EmoticonEmoticon