Tidak salah jika menempatkan 7 Bupati ini sebagai Bupati paling keren tahun 2017. Bagaimana tidak, ketujuh Kepala Daerah ini berhasil menyabet penghargaan PR Best Communicator 2017.
Lalu Apa sih itu PR Best Communicators 2017?
Dikutip dari situs prindonesia.co, PR INDONESIA Best Communicators 2017 merupakan penghargaan yang diberikan kepada para pemimpin negara, wilayah, dan korporasi dengan eksposur tinggi dengan sentimen positif di 13 media cetak nasional arus utama. Di samping itu, mereka juga memiliki passion berkomunikasi yang tinggi di tengah publik atau masyarakat yang dipimpinnya.
Pemimpin negara, wilayah, dan korporasi yang memiliki kemampuan berkomunikasi baik melalui medium yang tepat, sungguh memiliki keistimewaan. Mereka akan dicintai oleh publik, pemangku kepentingan, maupun rakyat dan stafnya di kantor. Apalagi kemasan komunikasi mereka dipikirkan dengan strategi PR yang memadai
PR INDONESIA bekerjasama dengan perusahaan intelijen media, Indonesia Indicators. Penentuan Best Communicator 2017 dilakukan berdasarkan penelusuran melalui mesin Intelligence Media Management (IMM) berbasis Artificial Intelligence secara real time selama periode 1 Januari – 30 Juni 2017.
Nama-nama tokoh terpilih banyak disebut dalam pemberitaan 13 media cetak nasional dengan sentimen yang positif. Ketigabelas media tersebut yakni Kompas, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Koran Tempo, Majalah Tempo, Media Indonesia, The Jakarta Post, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan, Indo Pos, Jawa Pos, Koran Sindo dan Republika.
Nah, Hebat kan?
Penasaran siapa mereka?
Langsung saja kita simak profil mereka berikut ini :
1. Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi)
Bupati yang akrab dipanggil Azwar Anas memulai karier politiknya sejak usia 24 tahun. Ia pernah menjadi anggota MPR RI termuda utusan golongan pada tahun 1997.
Politisi kelahiran Banyuwangi 6 Agustus 1973 ini sebelumnya pernah menjadi bupati Banyuwangi periode 2010-2015. Masa pemerintahannya kala itu meluncurkan berbagai program diantaranya adalah perencanaan wisata Banyuwangi dengan konsep eco-tourism yang membuat Banyuwangi dikenal dunia.
Jatuh bangun karier politik bukan halangan untuk kembali maju pada pilkada serentak 9 Desember 2015. Ia sukses memenangkan perolehan suara dengan meraih 88,96 % (680.365 suara). Selama memimpin Banyuwangi, ia dikenal sukses merubah wajah Kabupaten ini.
2. Sahani Saleh (Bupati Belitung)
H. Sahani Saleh, S.Sos memulai kariernya sebagai PNS di lingkungan Kabupaten Belitung. Tercatat ia pernah menjadi Camat Selat Nasik pada tahun (2003-2005), Camat Sijuk (2005-2008) dan Kabag Pemerintahan Setda Belitung pada tahun 2008.
Karier Politiknya dimulai sebagai Wakil Bupati Belitung periode 2008-2013. Ia kemudian terpilih menjadi Bupati Belitung peride 2014 -2019.
Bupati kelahiran 7 November 1958 ini berhasil mendaftarkan Belitung sebagai anggota WTCF (World Tourism Cities Federation) sebagai komitmen untuk mengembangkan wisata berskala dunia.
Menjadi anggota WTCF tidaklah mudah, diperlukan infrastruktur berskala dunia pula agar diterima sebagai anggota. Bahkan Belitung telah menjadi wisata dunia setelah Jakarta dan Bandung.
3. Asmin Laura Hafid (Bupati Nunukan)
Bupati Kelahiran Tawau, 10 Agustus 1985 ini terpilih sebagai Bupati Nunukan periode 2016 hingga 2021 setelah memenangkan pilkada 2015 lalu.
Karier politiknya dimulai sejak menjadi anggota DPRD Kalimantan Timur periode 2009-2014. Ia kemudian terpilih lagi menjadi anggota legistatif Kalimantan Utara tahun 2014-2019. Kursi DPRD-nya pun Ia tanggalkan demi komitmennya membangun daerah sebagai kepala daerah pada pilkada 2015.
Dibawah kepemimpinannya, Kabupaten Nunukan terpilih sebagai Kabupaten Inovasi di Provinsi Kalimantan Utara. Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Nunukan meraih opini WTP dari BPK perwakilan Kalimantan Utara. 100 hari setelah terpilih, Pemkab Nunukan pun langsung meraih 12 prestasi di berbagai SKPD.
4. Dedy Mulyadi (Bupati Purwakarta)
H. Dedy Mulyadi lahir di Sukasari, Subang, 11 April 1971. Ia terpilih menjadi Bupati periode 2013-2018. Sebelumnya, Dedy Mulyadi menjabat anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dan menjadi Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008.
Ia pernah meraih penghargaan sebagai Pemimpin Teladan Demokrasi dari Sukarno Center. Sebuah penghargaan yang baru dua kali diberikan setelah Presiden Joko Widodo.
Sebagai pemimpin di daerah Jawa Barat, Ia mengedepankan nilai-nilai leluhur ke-Sundaan sebagai spirit membangun Purwakarta.
5. Hj. Badingah (Bupati Gunung Kidul)
Bupati 67 tahun ini awalnya terpilih sebagai Wakil Bupati periode 2010-2015. Tak lama kemudian Bupati Sumpeno Putro meninggal dunia akibat serangan jantung. Hj. Badingah kemudian melanjutkan pemerintahannya dengan Wakil Baru Immawan Wahyudi sejak Februari 2016.
Sepanjang kariernya sebagai Bupati, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul meraih 16 penghargaan diantaranya sebagai top 35 Inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Di tingkat Internasional, Pemkab Gunung Kidul meraih penghargaan dari UNESCO yang berkaitan dengan Geopark Gunung Sewu.
6. Nelson Pomalingo (Bupati Gorontalo)
Nelson Pomalingo Terpilih sebagai Bupati Gorontalo periode 2016-2021. Nelson adalah Bupati dari kalangan akademisi dikenal aktif dalam berbagai organisasi.
Bupati yang lahir di Gorontalo 1962 ini sebelumnya pernah menjadi Rektor Universitas Negeri Gorontalo periode 2002-2006 dan periode 2006-2010. Tahun 2012 Ia didaulat menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo masa bakti 2012-2016.
Sederet penghargaan telah diraih selama periode kepemimpinannya, diantaranya sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kemenpan RB. Selain itu Pemkab Gorontalo juga mendapat
Penghargaan sebagai peringkat ke-2 Regional Se-Sulawesi Kategori Transpransi Pengelolaan Keuangan Daerah terbaik.
7. Tarmizi Saat (Bupati Bangka)
Bupati kelahiran 26 Desember 1962 ini terpilih menjadi Bupati Bangka sejak 2013. Ia mendapat julukan sebagai "Jokowi dari Bangka" karena kebiasaannya bergaul di warung kopi dan dianggap dekat dengan rakyat.
Kariernya Ia mulai sebagai PNS di Kabupaten Bangka. Tercatat pernah menjabat sebagai Kabag Tata Usaha di Dinas Perkebunan, lalu menjadi Kabag Penyusunan Program Setwilda. Tahun 1999 diangkat menjadi Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Tanah kemudian menjadi Kepala Dinas Perkebunan.
Dibawah kepemimpinaannya, Kabupaten Bangka meraih Penghargaan WTN (Wahana Tata Nugraha) empat tahun berturut-turut. Selain itu, Kabupaten Bangka juga berhasil meraih Adipura 2017.
Lalu Apa sih itu PR Best Communicators 2017?
Dikutip dari situs prindonesia.co, PR INDONESIA Best Communicators 2017 merupakan penghargaan yang diberikan kepada para pemimpin negara, wilayah, dan korporasi dengan eksposur tinggi dengan sentimen positif di 13 media cetak nasional arus utama. Di samping itu, mereka juga memiliki passion berkomunikasi yang tinggi di tengah publik atau masyarakat yang dipimpinnya.
Pemimpin negara, wilayah, dan korporasi yang memiliki kemampuan berkomunikasi baik melalui medium yang tepat, sungguh memiliki keistimewaan. Mereka akan dicintai oleh publik, pemangku kepentingan, maupun rakyat dan stafnya di kantor. Apalagi kemasan komunikasi mereka dipikirkan dengan strategi PR yang memadai
PR INDONESIA bekerjasama dengan perusahaan intelijen media, Indonesia Indicators. Penentuan Best Communicator 2017 dilakukan berdasarkan penelusuran melalui mesin Intelligence Media Management (IMM) berbasis Artificial Intelligence secara real time selama periode 1 Januari – 30 Juni 2017.
Nama-nama tokoh terpilih banyak disebut dalam pemberitaan 13 media cetak nasional dengan sentimen yang positif. Ketigabelas media tersebut yakni Kompas, Bisnis Indonesia, Investor Daily, Koran Tempo, Majalah Tempo, Media Indonesia, The Jakarta Post, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan, Indo Pos, Jawa Pos, Koran Sindo dan Republika.
Nah, Hebat kan?
Penasaran siapa mereka?
Langsung saja kita simak profil mereka berikut ini :
1. Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi)
foto : merdeka.com |
Politisi kelahiran Banyuwangi 6 Agustus 1973 ini sebelumnya pernah menjadi bupati Banyuwangi periode 2010-2015. Masa pemerintahannya kala itu meluncurkan berbagai program diantaranya adalah perencanaan wisata Banyuwangi dengan konsep eco-tourism yang membuat Banyuwangi dikenal dunia.
Jatuh bangun karier politik bukan halangan untuk kembali maju pada pilkada serentak 9 Desember 2015. Ia sukses memenangkan perolehan suara dengan meraih 88,96 % (680.365 suara). Selama memimpin Banyuwangi, ia dikenal sukses merubah wajah Kabupaten ini.
2. Sahani Saleh (Bupati Belitung)
foto : tribunnews.belitung.com |
H. Sahani Saleh, S.Sos memulai kariernya sebagai PNS di lingkungan Kabupaten Belitung. Tercatat ia pernah menjadi Camat Selat Nasik pada tahun (2003-2005), Camat Sijuk (2005-2008) dan Kabag Pemerintahan Setda Belitung pada tahun 2008.
Karier Politiknya dimulai sebagai Wakil Bupati Belitung periode 2008-2013. Ia kemudian terpilih menjadi Bupati Belitung peride 2014 -2019.
Bupati kelahiran 7 November 1958 ini berhasil mendaftarkan Belitung sebagai anggota WTCF (World Tourism Cities Federation) sebagai komitmen untuk mengembangkan wisata berskala dunia.
Baca Juga
3. Asmin Laura Hafid (Bupati Nunukan)
foto : majalah.tempo.co |
Bupati Kelahiran Tawau, 10 Agustus 1985 ini terpilih sebagai Bupati Nunukan periode 2016 hingga 2021 setelah memenangkan pilkada 2015 lalu.
Karier politiknya dimulai sejak menjadi anggota DPRD Kalimantan Timur periode 2009-2014. Ia kemudian terpilih lagi menjadi anggota legistatif Kalimantan Utara tahun 2014-2019. Kursi DPRD-nya pun Ia tanggalkan demi komitmennya membangun daerah sebagai kepala daerah pada pilkada 2015.
Dibawah kepemimpinannya, Kabupaten Nunukan terpilih sebagai Kabupaten Inovasi di Provinsi Kalimantan Utara. Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Nunukan meraih opini WTP dari BPK perwakilan Kalimantan Utara. 100 hari setelah terpilih, Pemkab Nunukan pun langsung meraih 12 prestasi di berbagai SKPD.
4. Dedy Mulyadi (Bupati Purwakarta)
foto : news.okezone.com |
H. Dedy Mulyadi lahir di Sukasari, Subang, 11 April 1971. Ia terpilih menjadi Bupati periode 2013-2018. Sebelumnya, Dedy Mulyadi menjabat anggota DPRD Kabupaten Purwakarta dan menjadi Wakil Bupati Purwakarta periode 2003-2008.
Ia pernah meraih penghargaan sebagai Pemimpin Teladan Demokrasi dari Sukarno Center. Sebuah penghargaan yang baru dua kali diberikan setelah Presiden Joko Widodo.
Sebagai pemimpin di daerah Jawa Barat, Ia mengedepankan nilai-nilai leluhur ke-Sundaan sebagai spirit membangun Purwakarta.
5. Hj. Badingah (Bupati Gunung Kidul)
foto : gedangsari.com |
Sepanjang kariernya sebagai Bupati, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul meraih 16 penghargaan diantaranya sebagai top 35 Inovasi pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.
Di tingkat Internasional, Pemkab Gunung Kidul meraih penghargaan dari UNESCO yang berkaitan dengan Geopark Gunung Sewu.
6. Nelson Pomalingo (Bupati Gorontalo)
foto : radar.gorontalo.com |
Bupati yang lahir di Gorontalo 1962 ini sebelumnya pernah menjadi Rektor Universitas Negeri Gorontalo periode 2002-2006 dan periode 2006-2010. Tahun 2012 Ia didaulat menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo masa bakti 2012-2016.
Sederet penghargaan telah diraih selama periode kepemimpinannya, diantaranya sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kemenpan RB. Selain itu Pemkab Gorontalo juga mendapat
Penghargaan sebagai peringkat ke-2 Regional Se-Sulawesi Kategori Transpransi Pengelolaan Keuangan Daerah terbaik.
7. Tarmizi Saat (Bupati Bangka)
foto : radar.bangka.co.id |
Bupati kelahiran 26 Desember 1962 ini terpilih menjadi Bupati Bangka sejak 2013. Ia mendapat julukan sebagai "Jokowi dari Bangka" karena kebiasaannya bergaul di warung kopi dan dianggap dekat dengan rakyat.
Kariernya Ia mulai sebagai PNS di Kabupaten Bangka. Tercatat pernah menjabat sebagai Kabag Tata Usaha di Dinas Perkebunan, lalu menjadi Kabag Penyusunan Program Setwilda. Tahun 1999 diangkat menjadi Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Tanah kemudian menjadi Kepala Dinas Perkebunan.
Dibawah kepemimpinaannya, Kabupaten Bangka meraih Penghargaan WTN (Wahana Tata Nugraha) empat tahun berturut-turut. Selain itu, Kabupaten Bangka juga berhasil meraih Adipura 2017.
EmoticonEmoticon