foto : wikipedia |
Al-Biruni dilahirkan di kota Bairun, sebuah kota yang menjadi wilayah Khwarizmi, Persia, pada tanggal 5 september 973. Ia menghabiskan waktunya selama 20 tahun untuk mempelajari astronomi, sastra dan filsafat. Untuk memperdalam ilmunya dalam bidang seni budaya, al-Biruni melakukan perjalanan ke berbagai negeri seperti persia, Afghanistan, Irak, dan Syam. Ia juga pernah menjadi sahabat dekat Ibnu Sina selama tujuh tahun.
Sebagian besar karya al-Biruni ditulis dalam bahasa arab, meskipun ia sendiri sangat mahir berbahasa Persia. Ia juga mahir berbahasa sansekerta. Para ahli sejarah mengkonfirmasi bahwa ia menggunakan bahasa sansekerta sebagai bahasa pengantar ketika mengajar sains di India Barat. Al-Biruni juga mempelajari tentang adat kebiasaan dan aliran keagamaan masyarakat India. Hal ini dibuktikan dalam catatan pengetahuannya yang berjudul Tahqiq ma al-Hind min maqulah Maqbulah fi al-Aql Au Mardzulah (Penelitian Tentang Pendapat dan Ucapan Bangsa India yang Diterima dan Ditolak Akal). Selain itu, ia juga menulis karya Tarikh al-Umam asy-Syaqiyah (Sejarah Bangsa-bangsa Timur) dan Tarikh al-Hind (Sejarah India).
Al-Biruni meninggal dunia pada 13 desember tahun 1050 di Afghanistan. selama hidupnya ia menghasilkan 138 karya. Karya-karya al-Biruni dikemudian hari diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh para ilmuwan barat. Bukunya yang paling terkenal dan terlengkap adalah Kitab al-Qanun al-Mas'udi fi al-Haya Wa an-Nujum. Buku tentang Ensiklopedi astronomi, geografi, dan matematika. Kitab ini kemudian dihadiahkan kepada Sultan Ghaznawiyah sebagai dedikasinya kepada Mas'ud, putra Mahmud dari Ghazni. Ia menolak upah dari sang sultan dan berkata "Sesungguhnya ilmu dipergunakan untuk ilmu, bukan untuk harta"
EmoticonEmoticon