lanjutan....
Beberapa menit setelah pesawat mendarat, anggota rombongan ingin secepatnya check-in di hotel Tiga Mustika Balikpapan. akan tetapi perjalanan sempat tertunda karena menolong seorang ibu dan bayinya yang ingin turun dari pesawat dan tidak dapat membawa kopornya. agak lama kami menunggu sampai jemputan ibu itu datang. "makasih, mas" kata ibu itu. Kasihan juga ibu itu, dia melakukan perjalanan jauh sendiri dengan bayi yang baru berusia lima bulan. "nekad" kataku dalam hati. Sangat kontras tentunya dengan budaya sulawesi yang melarang bayi lima bulan di bawa kemana-mana. Nanti sakit katanya. Walaupun disini bukan sulawesi, tetapi saya kira larangan itu bukan sekedar adat ataupun budaya lokal daerah tertentu. Pasti ada alasan yang bersifat universal dibalik larangan itu. Contohnya seperti tadi. Norma budaya seperti ini memang terbukti memiliki faedah dalam kehidupan keseharan. Kita tidak boleh memandang sebelah mata sebuah norma budaya. Meskipun orangtua kita tidak mampu menjelaskannya secara komprehensif, kitalah yang harus belajar memahaminya sendiri.
Kami lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi yang sudah ditawar hingga harga 45 ribu rupiah. Tujuan kami adalah Hotel Tiga Mustika. Sesampainya disana, kami di minta untuk registrasi ke panitia. Akan tetapi, saya memilih langsung makan siang dulu karena perut sudah tidak bisa bersabar untuk diisi.
Memasuki materi pelatihan, kami dihadapkan pada konsep konsep ideal oleh birokrasi pendidikan untuk kemajuan pendidikan. Seolah-olah mereka tidak tahu kondisi sebenarnya di lapangan. Saya mengikuti saja dengan santai. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, saya bisa menemukan intinya yaitu; dinas pendidikan provinsi ingin memperkenalkan cara menggunakan software mySQL untuk di terapkan di sekolah.
Setelah berbincang ringan dengan sesama peserta, saya baru tahu bahwa seluruh sekolah SMA di kaltim di buat heboh dengan undangan kegiatan ini. Di persyaratan undangan tertulis "harus bisa mengoperasikan komputer". Undangan ditujukan kepada kepala-kepala sekolah. Sementara kebanyakan kepala sekolah di Kaltim tidak bisa mengoperasikan komputer.
Saya mengakui maksud baik pemerintah memberikan perangkat yang mudah melalui teknologi digital untuk semua data sekolah. Akan tetapi, hal ini tidaklah sejalan dengan kemampuan sumber daya manusia di sekolah sebagai ujung tombak pendidikan. Seharusnya sebelum kegiatan seperti ini, ada semacam training dasar komputer. Pemateri baru menyadari itu dan tercengang dengan semua kendala yang dialami peserta. Kendalanya pada hal-hal yang sangat dasar seperti cara menekan enter, cara mengkopi data, cara penulisan data statistik dan banyak lagi yang lainnya. Realita ini menggambarkan betapa kaburnya pengetahuan pemerintah terhadap kemampuan para "parjurit-prajuritnya". Mereka kurang memperoleh data yang valid tentang hal tersebut.
Kami mengikuti kegiatan ini selama 2 hari. Setelah mengentri data yang sangat banyak, kegiatan ditutup selasa sore. Saya sangat berharap kegiatan ini tidak sesuram pendahulunya. Kordinasi antara sekokah dan dinas pendidikan sangat di butuhkan. Sebagai gambaran, walaupun di sekolah menggunakan data digital, tapi dinas pendidikan justru lebih suka meminta data manual. Akibatnya, ilmu dan softwarenya tidak akan menarik digunakan di sekolah.
Balik papan bagi saya adalah kota besar. Walaupun bukan ibukota propinsi, tapi bisa bersaing dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Sekedar perbandingan, bahwa Balikpapan hampir seramai Makassar. Jika angkot di Makassar menggunakan kode jalur abjad, di Balikpapan justru menggunakan angka. Salah satu supir angkot pendatang dari sinjai yang sempat kami ajak ngobrol, mengaku sudah 10 tahun tinggal di Balikpapan. Dialek bugisnya masih sangat kental. "orang kayak saya ini,susah dapat pekerjaan di Makassar" ujarnya. "kalo kita bawa pete-pete di Makassar mana bisa makan, disini lebih baik" lanjutnya. saya mendengar setiap keluhan orang itu dengan baik. dari orang itu saya tahu bahwa kesulitan pekerjaan layak di Makassar itu bukan karena masyarakatnya yang tidak kreatif atau kurang ahli. ini lebih kepada kurangnya lapangan pekerjaan. Dia juga menceritakan bahwa sebelumnya dia pernah bekerja di kawasan industri di Makassar tapi karena alasan tertentu dia di PHK bersama karyawan lainnya. Hal seperti ini sering terjadi. PHK (pemutusan hubungan kerja) biasa dilakukan untuk menghemat produksi, untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. para pemilik modal sangat pandai menyengsarakan orang tanpa merasa disengsarakan. mereka membeberkan semua ongkos produksi kepada pekerjanya kemudian membandingkan dengan ongkos produksi di perusahaan lain sehingga pekerja yang di PHK menjadi merasa bersalah, merasa di bayar terlalu tinggi oleh perusahaan itu dan menerima pemecatannya.
Perjalanan pulang kami tertunda satu hari akibat harga tiket pesawat yang melambung tinggi sampai dua kali lipat. Setiap saat harga tiket pesawat berubah seenaknya, inilah kelaziman kapitalisme. Pemilik modal selalu ingin mendapatkan untung yang sebesar-besarnya, sehingga kadang tidak memikirkan aspek-aspek sosial. Sepertinya negara kita perlu membuat aturan tentang perubahan harga tersebut. Tujuannya agar konsumen pemakai jasa tidak merasa dirugikan atau diperlakukan seenaknya.
Penundaan kepulangan kami membuat kami harus mencari penginapan yang lebih murah agar mampu membeli tiket pesawat pulang. Akhirnya kami dapat penginapan. Kami berlima satu kamar. ranjang penginapan ada 4 buah, 2 buah single dan 2 lagi bisa untuk dua orang. Kamipun menghabiskan waktu setengah hari untuk jalan-jalan hingga kami mengalami kejadian konyol disini. Pernah kami salah naik jalur angkit , seharusnya jalur 5 tetapi kami naik jalur 3. Pernah juga kami di tegur Polisi karena tidak menggunakan jembatan penyebrangan. Polisinya bilang "maaf pak kasian jembatannya mahal-mahal dibuat tapi gak dipake".
Kami meninggalkan balikpapan menumpang pesawat Batavia Air pada hari kamis tanggal 2 Desember 2010 jam 10.05 menuju Tarakan.
Beberapa menit setelah pesawat mendarat, anggota rombongan ingin secepatnya check-in di hotel Tiga Mustika Balikpapan. akan tetapi perjalanan sempat tertunda karena menolong seorang ibu dan bayinya yang ingin turun dari pesawat dan tidak dapat membawa kopornya. agak lama kami menunggu sampai jemputan ibu itu datang. "makasih, mas" kata ibu itu. Kasihan juga ibu itu, dia melakukan perjalanan jauh sendiri dengan bayi yang baru berusia lima bulan. "nekad" kataku dalam hati. Sangat kontras tentunya dengan budaya sulawesi yang melarang bayi lima bulan di bawa kemana-mana. Nanti sakit katanya. Walaupun disini bukan sulawesi, tetapi saya kira larangan itu bukan sekedar adat ataupun budaya lokal daerah tertentu. Pasti ada alasan yang bersifat universal dibalik larangan itu. Contohnya seperti tadi. Norma budaya seperti ini memang terbukti memiliki faedah dalam kehidupan keseharan. Kita tidak boleh memandang sebelah mata sebuah norma budaya. Meskipun orangtua kita tidak mampu menjelaskannya secara komprehensif, kitalah yang harus belajar memahaminya sendiri.
Kami lalu melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi yang sudah ditawar hingga harga 45 ribu rupiah. Tujuan kami adalah Hotel Tiga Mustika. Sesampainya disana, kami di minta untuk registrasi ke panitia. Akan tetapi, saya memilih langsung makan siang dulu karena perut sudah tidak bisa bersabar untuk diisi.
Memasuki materi pelatihan, kami dihadapkan pada konsep konsep ideal oleh birokrasi pendidikan untuk kemajuan pendidikan. Seolah-olah mereka tidak tahu kondisi sebenarnya di lapangan. Saya mengikuti saja dengan santai. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, saya bisa menemukan intinya yaitu; dinas pendidikan provinsi ingin memperkenalkan cara menggunakan software mySQL untuk di terapkan di sekolah.
Baca juga : Dusun Katumbangan “Miniatur Dua Kabupaten”Sederhana saja konsep pelatihan ini, hanya mengentri data kedalam software yang di buat oleh tim dari dirjen.
Setelah berbincang ringan dengan sesama peserta, saya baru tahu bahwa seluruh sekolah SMA di kaltim di buat heboh dengan undangan kegiatan ini. Di persyaratan undangan tertulis "harus bisa mengoperasikan komputer". Undangan ditujukan kepada kepala-kepala sekolah. Sementara kebanyakan kepala sekolah di Kaltim tidak bisa mengoperasikan komputer.
Saya mengakui maksud baik pemerintah memberikan perangkat yang mudah melalui teknologi digital untuk semua data sekolah. Akan tetapi, hal ini tidaklah sejalan dengan kemampuan sumber daya manusia di sekolah sebagai ujung tombak pendidikan. Seharusnya sebelum kegiatan seperti ini, ada semacam training dasar komputer. Pemateri baru menyadari itu dan tercengang dengan semua kendala yang dialami peserta. Kendalanya pada hal-hal yang sangat dasar seperti cara menekan enter, cara mengkopi data, cara penulisan data statistik dan banyak lagi yang lainnya. Realita ini menggambarkan betapa kaburnya pengetahuan pemerintah terhadap kemampuan para "parjurit-prajuritnya". Mereka kurang memperoleh data yang valid tentang hal tersebut.
Kami mengikuti kegiatan ini selama 2 hari. Setelah mengentri data yang sangat banyak, kegiatan ditutup selasa sore. Saya sangat berharap kegiatan ini tidak sesuram pendahulunya. Kordinasi antara sekokah dan dinas pendidikan sangat di butuhkan. Sebagai gambaran, walaupun di sekolah menggunakan data digital, tapi dinas pendidikan justru lebih suka meminta data manual. Akibatnya, ilmu dan softwarenya tidak akan menarik digunakan di sekolah.
Balik papan bagi saya adalah kota besar. Walaupun bukan ibukota propinsi, tapi bisa bersaing dengan kota-kota besar lain di Indonesia. Sekedar perbandingan, bahwa Balikpapan hampir seramai Makassar. Jika angkot di Makassar menggunakan kode jalur abjad, di Balikpapan justru menggunakan angka. Salah satu supir angkot pendatang dari sinjai yang sempat kami ajak ngobrol, mengaku sudah 10 tahun tinggal di Balikpapan. Dialek bugisnya masih sangat kental. "orang kayak saya ini,susah dapat pekerjaan di Makassar" ujarnya. "kalo kita bawa pete-pete di Makassar mana bisa makan, disini lebih baik" lanjutnya. saya mendengar setiap keluhan orang itu dengan baik. dari orang itu saya tahu bahwa kesulitan pekerjaan layak di Makassar itu bukan karena masyarakatnya yang tidak kreatif atau kurang ahli. ini lebih kepada kurangnya lapangan pekerjaan. Dia juga menceritakan bahwa sebelumnya dia pernah bekerja di kawasan industri di Makassar tapi karena alasan tertentu dia di PHK bersama karyawan lainnya. Hal seperti ini sering terjadi. PHK (pemutusan hubungan kerja) biasa dilakukan untuk menghemat produksi, untuk meraup untung yang sebesar-besarnya. para pemilik modal sangat pandai menyengsarakan orang tanpa merasa disengsarakan. mereka membeberkan semua ongkos produksi kepada pekerjanya kemudian membandingkan dengan ongkos produksi di perusahaan lain sehingga pekerja yang di PHK menjadi merasa bersalah, merasa di bayar terlalu tinggi oleh perusahaan itu dan menerima pemecatannya.
Perjalanan pulang kami tertunda satu hari akibat harga tiket pesawat yang melambung tinggi sampai dua kali lipat. Setiap saat harga tiket pesawat berubah seenaknya, inilah kelaziman kapitalisme. Pemilik modal selalu ingin mendapatkan untung yang sebesar-besarnya, sehingga kadang tidak memikirkan aspek-aspek sosial. Sepertinya negara kita perlu membuat aturan tentang perubahan harga tersebut. Tujuannya agar konsumen pemakai jasa tidak merasa dirugikan atau diperlakukan seenaknya.
Penundaan kepulangan kami membuat kami harus mencari penginapan yang lebih murah agar mampu membeli tiket pesawat pulang. Akhirnya kami dapat penginapan. Kami berlima satu kamar. ranjang penginapan ada 4 buah, 2 buah single dan 2 lagi bisa untuk dua orang. Kamipun menghabiskan waktu setengah hari untuk jalan-jalan hingga kami mengalami kejadian konyol disini. Pernah kami salah naik jalur angkit , seharusnya jalur 5 tetapi kami naik jalur 3. Pernah juga kami di tegur Polisi karena tidak menggunakan jembatan penyebrangan. Polisinya bilang "maaf pak kasian jembatannya mahal-mahal dibuat tapi gak dipake".
Kami meninggalkan balikpapan menumpang pesawat Batavia Air pada hari kamis tanggal 2 Desember 2010 jam 10.05 menuju Tarakan.
EmoticonEmoticon